TUGAS 2 Alamat web dan Hyperlink
Siswa SMK Raih Prestasi melalui Fruit Carving
Berstatus sebagai new
comer (pendatang baru) di bidang fruit
carving (seni ukir buah dan sayur), Doni Afreatama mampu mengukir
prestasi. Siswa SMKN 7 Malang ini meraih predikat juara III kategori pelajar di
tingkat nasional pada 28 Oktober 2017.
Di salah satu stan CFD (Car Free Day) kemarin (7/1), Doni
Afreatama menunjukkan kemahirannya mengukir buah dan sayur-sayuran. Bersama
rekan-rekannya dari Komunitas Malang Carving Artist, dia sukses menyita
perhatian warga yang hadir di CFD kemarin.
Di bidang ukir-mengukir buah dan sayuran, Doni termasuk new comer. Dia baru menggeluti bidang ini
sejak Oktober 2017. Namun, dia sudah mengukir prestasi. Tepatnya pada 28
Oktober lalu, saat dia ikut andil dalam lomba fruit
carving di tingkat nasional yang diselenggarakan di Jogjakarta. ”Di
ajang yang kali pertama saya ikuti, saya berhasil menjadi juara III,” terang
warga Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, ini.
Untuk meraih predikat itu, siswa SMK Negeri 7 Malang ini
harus bersaing dengan 160 pelajar lain. Dia bercerita, saat lomba panitia hanya
menyediakan satu semangka untuk diukir. Karena diberi keleluasaan untuk
menambah jumlah buahnya, dia tambah pepaya dan melon. Mengusung konsep Thailand
Style, dia mengerjakan ukiran buah selama 4 jam, sesuai tenggat waktu yang
panitia tentukan.
Doni tak menduga hasil ukirannya berbuah prestasi. ”Juri
yang mengunjungi stan saat penilaian pun banyak yang memuji hasil karya saya.
Terus terang saya tak menyangka. Sebab, itu merupakan kompetisi kali pertama
bagi saya dan baru belajar selama kurang dari satu bulan,” sambung pria
kelahiran 14 April 1999 ini. Prestasi tersebut semakin membuatnya bersemangat
untuk belajar.
Maklum, perkenalannya dengan dunia fruit carving memang belum lama. Hanya
satu bulan sebelum dia turun ikut lomba. Kini dengan bergabung di Komunitas
Malang Carving Artist, kemahirannya semakin terasah. Banyak masukan yang dia
dapat dari anggota komunitasnya. ”Kebanyakan dari anggota komunitas bekerja
sebagai seorang chef. Jadi, saya bisa belajar banyak kepada mereka,” tambahnya.
Perkenalan Doni dengan dunia kuliner juga bukan hal yang
instan. Putra pasangan dari Yaminah dan Hariyanto ini tumbuh besar bersama
ibunya yang berdagang mi ayam dan rujak. ”Sejak masih kecil saya memang suka
masak, tapi masih standar, yakni masak telur dan lain-lainnya,” terang dia.
Dengan bergabung di komunitasnya saat ini, dia memiliki kesempatan besar untuk
belajar. Doni sendiri mengakui bila dia ingin punya usaha di bidang kuliner.
Karena itu, dia memilih mengambil jurusan tata boga di sekolahnya. ”Jika sudah
lulus, semoga cita-cita saya bisa terwujud,” harapnya.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar